Belajar menjadi pencerita yang baik

7/8/20243 min read

Warisan yang menyenangkan

Cerita adalah bagian dari kehidupan manusia sejak zaman purba. Dari dongeng yang diceritakan sebelum tidur, kisah yang diceritakan bergilir di sekitar api unggun, hingga film blockbuster di bioskop. Cerita memiliki kekuatan untuk menghubungkan kita, menginspirasi kita, dan mengubah cara kita melihat dunia. Ia melampaui budaya, bahasa, dan generasi, memainkan peran penting dalam membentuk masyarakat dan individu. Kita melihat bagaimana bangsa-bangsa yang memiliki imajinasi dan narasi kuat tentang leluhurnya akan terus terdorong maju pantang mundur, meskipun saat ini tengah bersusah payah membendung kerasnya kekuatan bangsa lain. Sebut saja Turki dengan kebesaran Ottoman Empire yang selalu mereka gaungkan, China, Mesir, Palestina dan Israel, juga Indonesia. Kekuatan itu diwariskan melalui cerita. Cerita itu diceritakan dengan storytelling yang kuat.

Kenapa cerita begitu menarik?

Mengapa orang cenderung lebih suka mendengarkan cerita daripada belajar formula kompleks atau fakta kering? Jawabannya terletak pada kekuatan inherent dari storytelling untuk melibatkan, mengajarkan, dan menghubungkan kita sebagai pendengar. Salah satu alasan utama mengapa orang tertarik pada cerita adalah kemampuannya untuk melibatkan audiens secara emosional dan intelektual. Ketika kita mendengar sebuah cerita, otak kita tidak hanya pasif mengonsumsi informasi; mereka aktif terlibat dalam memproses narasi. Keterlibatan ini membantu menciptakan koneksi yang lebih kuat dengan konten pesan, membuatnya lebih mudah diingat dan berdampak. Tidak seperti formula atau data mentah, cerita memiliki karakter, konflik, dan resolusi yang membangkitkan emosi, menjadikan pengalaman lebih hidup dan relatable.

Dalam dunia profesionalisme sendiri, cerita yang baik memiliki kekuatan, berupa:

  • Emosional dan Memorable; Cerita mampu membangkitkan emosi yang mendalam, membuat informasi lebih mudah diingat. Ketika sebuah cerita menghubungkan kita secara emosional, kita lebih mungkin untuk mengingat detail dan pesan yang terkandung di dalamnya. Misalnya, iklan yang menceritakan kisah keluarga seringkali lebih diingat daripada iklan yang hanya menampilkan informasi produk.

  • Menyederhanakan Informasi Kompleks; Cerita dapat menyederhanakan konsep-konsep yang rumit dan abstrak menjadi sesuatu yang lebih mudah dipahami dan diterima. Dalam dunia bisnis, ini bisa berarti menggunakan cerita untuk menjelaskan visi perusahaan atau manfaat produk kepada audiens yang lebih luas.

  • Membangun Koneksi dan Empati; Cerita memungkinkan kita melihat dunia dari perspektif orang lain, yang pada gilirannya dapat membangun empati dan pemahaman. Ini sangat penting dalam hubungan personal maupun profesional, di mana membangun koneksi yang kuat dapat membuat perbedaan besar.

  • Menginspirasi dan Memotivasi Cerita memiliki kekuatan untuk menginspirasi dan memotivasi kita untuk bertindak. Banyak pemimpin besar menggunakan storytelling untuk memotivasi tim mereka dan mengarahkan mereka menuju tujuan bersama.

Storytelling dalam pendidikan

Storytelling merupakan alat edukasi yang kuat. Sejak usia dini, cerita digunakan untuk mengajarkan pelajaran moral, nilai budaya, dan peristiwa sejarah. Struktur naratif membantu menyederhanakan ide-ide kompleks, membuatnya lebih mudah dipahami dan diingat.

Contoh nyata yang bisa kita lihat misalnya pada fakta berikut. Di antara ke dua cara ini mana yang memberikan kesan dan menarik untuk didengarkan oleh seorang siswa?

  • Apakah seorang guru sejarah yang menceritakan kisah seorang prajurit muda dalam perlawanan melawan Belanda, yang meninggalkan keluarganya dan berjuang di medan perang. Kemudian guru tersebut juga menambahkan detail tentang kehidupan prajurit tersebut, surat-surat yang dikirimkan kepada keluarganya, dan pengorbanan yang dia lakukan.

  • Atau, guru sejarah yang hanya menyajikan fakta dan tanggal penting dari Perang melawan Belanda, seperti kapan perang dimulai, kerajaan yang terlibat, dan perjanjian yang ditandatangani.

Tentu cara pertama yang bisa memberikan kesan yang baik kepada siswa. Hanya saja, sebagian kita di sekolah (dulu, karena sekarang sudah tua) mendengarkan kisah heroik dengan nuansa kering dan tidak membangkitkan gairah seperti cara yang kedua.

Storytelling dalam produk atau bisnis

Dalam bisnis, storytelling akan menaikkan nilai sebuah produk atau layanan di mata orang, baik kepada pemodal maupun kepada pelanggan yang disasar. Contoh berikut bagaimana storytelling digunakan untuk mengefektfikan proses-proses yang terjadi dalam sebuah bisnis:

  • Mempresentasikan ide startup dengan menceritakan bagaimana dia menemukan masalah di pasar, perjuangannya mencari solusi, dan akhirnya menemukan ide brilian untuk produk baru. Dia menambahkan anekdot tentang pelanggan pertama yang sangat terbantu oleh produknya.

  • Merek fashion menggunakan kampanye pemasaran yang menampilkan kisah-kisah individu nyata yang memakai produk mereka. Setiap cerita mengungkapkan bagaimana pakaian tersebut memberikan kepercayaan diri dan membantu mereka mencapai tujuan pribadi.

Apa yang bisa kita lakukan?

Pentingnya storytelling dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa diremehkan. Ia melibatkan pikiran dan hati kita, menyederhanakan ide-ide kompleks, dan menghubungkan kita satu sama lain. Dengan merangkul kekuatan cerita, kita dapat memperkaya kehidupan kita, mendorong pembelajaran, dan membangun komunitas yang lebih kuat. Mengingat hal ini penting, maka ketika kita memiliki kesempatan untuk bercerita, ingatlah bahwa kita sedang berpartisipasi dalam tradisi yang tak lekang oleh waktu yang memiliki kekuatan untuk mengubah dan menghubungkan. Jika saat ini kita belum memiliki kemampuan yang baik dalam storytelling, maka saatnya mulai belajar, seperti halnya Saya yang juga baru mulai belajar. Kemampuan ini tak akan lekang oleh waktu, akan selalu menaikkan nilai, dalam hal apapun yang kita lakukan. Bukankah anak kita akan senang mendengarkan cerita? Kalau kita tak menjadi pencerita yang baik, maka semuanya bisa jadi horor, bukan kisahnya, tapi narasi dan penceritanya yang menakutkan, kering, dan tak menarik didengarkan.